Adopsi Teknologi Blockchain di Sektor Keuangan di Indonesia

Nov 21, 2024 at 11:55 AM
Jakarta, CNBC Indonesia - Peningkatan adopsi teknologi blockchain di sektor keuangan telah mendorong perkembangan tokenisasi aset oleh para pelaku industri. Tokenisasi, yaitu proses mengubah aset fisik menjadi aset digital melalui jaringan blockchain, telah menciptakan konsep tokenisasi aset dunia nyata (Real World Asset/RWA). Meskipun masih dalam tahap awal, tokenisasi RWA menarik perhatian institusi keuangan karena memberikan potensi besar dalam meningkatkan efisiensi, transparansi, dan likuiditas, serta mendorong inklusi keuangan dan pendalaman pasar keuangan.

Potensi dan Manfaat Tokenisasi

Tigran Adhiwirya, co-CEO D3 Labs, percaya bahwa tokenisasi bukan hanya gimmick, tetapi membawa nilai tambah nyata bagi industri keuangan, terutama dalam aspek likuiditas dan inklusivitas. Salah satu contoh implementasi tokenisasi di Indonesia adalah kolaborasi BTN dengan D3 Labs dalam mengembangkan produk tokenisasi aset properti pertama. Melalui skema Dana Investasi Real Estat (DIRE) berbasis blockchain, BTN siap mempersiapkan tokenisasi aset properti.Setiyo Wibowo, Direktur Risk Management BTN, menjelaskan bahwa implementasi tokenisasi di sektor properti dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Contohnya, tokenisasi RWA dapat mendukung pendanaan program strategis pemerintah seperti membangun tiga juta rumah per tahun karena memungkinkan likuiditas yang tinggi.Teguh Wahyono, Direktur Teknologi Informasi dan Digital PT Pegadaian, mengatakan bahwa permintaan terhadap emas tinggi, dan tokenisasi menjadi penting untuk membuat proses membeli dan menyimpan emas lebih mudah, efisien, dan likuid. Selain itu, tokenisasi memungkinkan perusahaan untuk menjangkau pasar lebih luas dengan denominasi yang lebih kecil.

Perspektif Ekonomi dan Regulasi

Dalam laporan Project Wira, dikatakan bahwa permintaan untuk aset tokenisasi di Indonesia diprediksi mencapai US$88 (Rp 1.390 triliun) pada 2030. Tokenisasi membuka peluang bagi investor ritel dengan mengurangi batas investasi minimum dan meningkatkan inklusi keuangan secara signifikan.Djoko Kurnijanto, Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK, menjelaskan pentingnya keseimbangan antara inovasi dan regulasi untuk memastikan kemajuan blockchain di Indonesia, termasuk tokenisasi. Kini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan pendalaman potensi pengembangan tokenisasi dalam berbagai sektor.Di luar industri keuangan, tokenisasi juga memiliki potensi di sektor strategis seperti komoditas. Indonesia sebagai eksportir terbesar dunia untuk komoditas seperti minyak sawit dan batu bara dapat mengurangi inefisiensi dalam supply chain melalui tokenisasi.

Perspektif Populasi dan Peningkatan Akses

Sekarang, sekitar 18,5 juta orang Indonesia atau 6,7% dari populasi memiliki aset digital, yang menjadi fondasi kuat bagi perkembangan tokenisasi di Indonesia. Tokenisasi memungkinkan masyarakat yang sebelumnya sulit memiliki aset seperti emas untuk dengan mudah mengaksesnya.Dengan adanya tokenisasi, investor dapat membeli dalam jumlah kecil, sehingga meningkatkan inklusi keuangan. Ini memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam pasar keuangan.Dalam keseluruhan, tokenisasi memiliki potensi besar untuk mengubah sektor keuangan di Indonesia. Melalui teknologi blockchain, proses tokenisasi dapat memberikan manfaat seperti meningkatkan efisiensi, transparansi, dan likuiditas, serta mendorong inklusi keuangan dan pendalaman pasar.