Doom Spending Bikin Miskin Gen Z dan Millennial! Ini Caranya Biar Kaya

Sep 26, 2024 at 11:25 PM

Generasi Z dan Milenial Terancam Miskin Akibat "Doom Spending"

Belakangan ini, fenomena "doom spending" menjadi perbincangan hangat di media massa. Aktivitas ini dianggap dapat memiskinkan generasi Z dan milenial di masa depan. Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh kedua generasi tersebut untuk menjaga keuangan dan mencapai kekayaan di masa mendatang?

Mengubah Kebiasaan Buruk Demi Masa Depan yang Lebih Cerah

Memahami Akar Masalah "Doom Spending"

Doom spending diartikan sebagai kebiasaan berbelanja secara impulsif sebagai upaya untuk menenangkan diri akibat perasaan pesimis terkait kondisi ekonomi dan masa depan. Hal ini sering terjadi pada generasi Z dan milenial yang merasa tidak puas dengan pekerjaan dan tekanan dari teman sebaya. Mereka menyadari bahwa menabung untuk membeli rumah akan memakan waktu yang lama, sehingga menghabiskan uang untuk barang-barang lain menjadi pilihan yang lebih menarik.Paparan media sosial juga turut menjadi pemicu munculnya "doom spending" yang dapat berdampak tidak sehat dan fatal bagi kedua generasi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan mereka menjadi lebih miskin dibandingkan generasi sebelumnya. Survei Keamanan Finansial International Your Money CNBC yang dilakukan oleh Survey Monkey menunjukkan bahwa hanya 36,5% orang dewasa di dunia yang merasa lebih baik secara finansial daripada orang tua mereka, sementara 42,8% lainnya merasa lebih buruk.

Menghindari Kesalahan Finansial yang Umum Terjadi

Setiap orang berpotensi mewarisi gaya hidup dan perspektif keluarganya terkait dengan keuangan. Sikap-sikap ini berasal dari bagaimana seseorang dibesarkan, apakah mereka berasal dari keluarga kaya atau miskin, serta bagaimana keluarga mengelola uang dan siapa yang mengendalikannya.Namun, belajar berhemat dan mengekang diri terhadap belanja belum tentu menjadi solusi yang tepat. Psikologi finansial berbicara tentang aspek-aspek keuangan dan hal yang manusiawi, seperti bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bertindak secara finansial. Hal ini juga mengatur hubungan mereka dengan uang di masa lalu, saat ini, dan masa depan.Menurut seorang psikolog finansial dan perencana keuangan bersertifikasi (CFP) di Wisconsin, Preston D. Cherry, secara psikis kata "belanja" atau mengeluarkan uang jauh lebih baik daripada "budgeting." Belanja terkesan dapat memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam mengelola uang. Hidup hemat atau mengekang diri tanpa tujuan yang jelas dapat menciptakan tekanan psikis yang berujung pada "revenge spending," atau belanja berlebihan untuk mengkompensasi keinginan yang selalu dibatasi karena hemat.

Merancang Pengeluaran dengan Penuh Kesadaran

Untuk mengatasi masalah ini, Anda dapat menerapkan metode perencanaan keuangan yang dipopulerkan oleh penulis buku "I Will Teach You To Be Rich," Ramit Sethi. Metode ini mudah dipraktikkan oleh siapa pun, termasuk generasi Z dan milenial.Anda hanya perlu melacak empat jenis pengeluaran, yaitu:1. Pengeluaran tetap: Cicilan, sewa, atau pengeluaran rutin lain yang bersifat tetap.2. Pengeluaran untuk tabungan dana darurat, sinking fund, atau tabungan lain.3. Pengeluaran untuk membeli aset-aset investasi (saham, emas, reksa dana, dan lainnya).4. Pengeluaran gaya hidup.Dengan mengetahui besaran dari empat pengeluaran ini, Anda dapat memastikan bahwa hal-hal yang bersifat prioritas akan dapat teratasi secara finansial dengan baik. Kaya tidak selalu identik dengan memiliki uang dalam jumlah tertentu, karena Anda sendirilah yang harus menentukannya. Kaya dapat berarti mampu menjemput anak dari sekolah setiap hari, membeli pakaian mahal tanpa merasa bersalah, dan lainnya, sesuai dengan perspektif Anda.

Membangun Kesadaran Finansial Sejak Dini

Generasi Z dan milenial perlu membangun kesadaran finansial sejak dini untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat memiskinkan mereka di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup yang lebih seimbang, mengelola keuangan secara terencana, dan berinvestasi untuk masa depan.Selain itu, kedua generasi ini juga perlu memahami bahwa kekayaan tidak hanya diukur dari jumlah uang yang dimiliki, tetapi juga dari kemampuan untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan hidup masing-masing. Dengan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keuangan dan menerapkan strategi yang tepat, generasi Z dan milenial dapat terhindar dari jebakan "doom spending" dan memiliki masa depan yang lebih cerah secara finansial.