Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mengalami penurunan pada Kamis (14/11/2024). Penurunan harga emas Antam ini sejalan dengan tren negatif di pasar global yang dipicu oleh penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi. Sentimen ini diperkuat dengan ekspektasi kebijakan fiskal agresif di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Donald Trump, yang diharapkan akan memacu inflasi dan menguatkan dolar lebih lanjut.
Waspada Terhadap Dampak Kebijakan Trump yang Dapat Guncang Pasar Keuangan Indonesia
Harga Emas Antam Kembali Turun
Harga emas batangan 1 gram Antam hari ini dibanderol Rp 1.466.000, atau melemah Rp 11.000 dibandingkan harga kemarin. Harga buyback emas Antam juga mengalami penurunan sebesar Rp 12.000 menjadi Rp 1.316.000 per gram. Penurunan harga emas Antam ini sejalan dengan tren negatif di pasar global.Harga emas spot ambruk ke level US$ 2.573,78 per troy ons pada perdagangan Rabu, turun 0,9% dan mencatatkan posisi terendah dalam hampir dua bulan terakhir. Tekanan pada harga emas global ini dipicu oleh penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi, yang mengurangi daya tarik emas sebagai aset aman.Sentimen Kebijakan Fiskal Agresif Trump
Sentimen ini diperkuat dengan ekspektasi kebijakan fiskal agresif di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Donald Trump, yang diharapkan akan memacu inflasi dan menguatkan dolar lebih lanjut. Pada Kamis pagi, harga emas global sempat menguat tipis 0,03% menjadi US$ 2.574,44 per troy ons, tetapi secara keseluruhan, harga emas telah turun hampir 5% dalam sepekan terakhir.Investor di Indonesia harus waspada terhadap dampak kebijakan Trump yang dapat mengguncang pasar keuangan domestik. Kebijakan fiskal agresif Trump diperkirakan akan memacu inflasi dan menguatkan dolar AS, yang dapat berdampak negatif pada pasar saham, obligasi, dan valuta asing di Indonesia.Strategi Investasi di Tengah Ketidakpastian
Dalam situasi pasar yang penuh ketidakpastian seperti ini, investor perlu menerapkan strategi investasi yang lebih hati-hati dan terdiversifikasi. Diversifikasi portofolio menjadi kunci untuk meminimalkan risiko dan mempertahankan kinerja investasi yang stabil.Selain itu, investor juga perlu memantau perkembangan ekonomi global dan domestik secara cermat, serta mengikuti dinamika pasar keuangan dengan seksama. Hal ini penting untuk mengambil keputusan investasi yang tepat dan menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan kondisi pasar yang berubah-ubah.