Kisah Ikhlas, Sempat Punya 6 Toko Tapi Sekarang Hidup Tanpa Tabungan

Sep 23, 2024 at 11:30 PM

Kisah Pengusaha Sukses yang Terpaksa Jual Aset Demi Bayar Pesangon Karyawan

Pandemi Covid-19 telah membawa badai ekonomi yang merusak keuangan banyak pengusaha, termasuk Ikhlas Syarief, seorang pengusaha fashion pria asal Sumatera Barat yang sempat meraih kesuksesan. Kini, Ikhlas harus berjuang keras untuk mempertahankan bisnisnya dan memenuhi kewajibannya kepada karyawan.

Kisah Perjuangan Seorang Pengusaha Bangkit dari Keterpurukan Akibat Pandemi

Dari Sukses Berbisnis Hingga Kehilangan Aset Investasi

Ikhlas Syarief adalah seorang pengusaha fashion pria asal Sumatera Barat yang pernah meraih kesuksesan dengan memiliki enam toko di mal-mal Tangerang dan 16 karyawan. Namun, pandemi Covid-19 telah menghancurkan bisnisnya. Ikhlas terpaksa merelakan lima dari enam tokonya dan menjual mobil serta rumahnya untuk membayar pesangon karyawan. Selain itu, Ikhlas juga harus menghadapi utang KPR dan utang dari supplier produk fashion yang belum lunas.Sebelum pandemi, Ikhlas juga aktif menabung dan berinvestasi, namun kini ia harus kehilangan aset-aset investasinya, termasuk emas. Kondisi ini membuat Ikhlas harus berjuang keras untuk mempertahankan sisa-sisa bisnisnya dan memenuhi kewajibannya kepada karyawan.

Mencoba Bertahan dengan Membuka Usaha Lain, Namun Gagal

Untuk menghadapi badai ekonomi, Ikhlas mencoba membuka usaha lain dengan menjual makanan berupa rendang bakso. Namun, usaha tersebut gagal karena Ikhlas mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelanggan. Tidak menyerah, Ikhlas kemudian melakukan rebranding terhadap usaha fashion di satu-satunya toko yang masih berdiri, dengan membuat nama produk dan logo baru.Saat ini, satu-satunya sumber pendapatan Ikhlas hanya berasal dari toko yang baru direbranding tersebut. Uang yang diperoleh digunakan untuk menyambung hidup dan membiayai pendidikan anak-anaknya. Ikhlas bahkan harus memotong biaya makan dan biaya hidup lainnya demi bisa bertahan sekaligus membayar uang sekolah dan cicilan utang.

Mencoba Peruntungan Lain dengan Membuka Kos-kosan

Tidak mau bergantung hanya dengan satu bisnis saja, Ikhlas akhirnya mencoba peruntungan lain dengan membuka kos-kosan di dekat salah satu kampus kawasan Tangerang. Kos-kosan tersebut baru saja selesai direnovasi, dan saat ini Ikhlas cukup aktif memasarkan kos-kosannya ke kenalan-kenalan.Ikhlas mengatakan bahwa target pasar dari kos-kosan yang didirikannya adalah karyawan serta pelajar mahasiswa yang membutuhkan hunian sewaan dekat kampus. Meskipun masih memiliki utang KPR dari pembelian rumah ini, Ikhlas mengaku dirinya tetap bisa membayar cicilan utang tersebut.Kisah Ikhlas Syarief menunjukkan betapa sulitnya para pengusaha menghadapi dampak pandemi Covid-19 yang merusak keuangan mereka. Namun, dengan semangat juang yang tinggi, Ikhlas terus berusaha untuk bangkit dan mencari peluang-peluang baru demi mempertahankan bisnisnya dan memenuhi kewajibannya kepada karyawan. Kisah ini menjadi inspirasi bagi para pengusaha lain yang sedang berjuang menghadapi badai ekonomi.