Ukraina telah melakukan tindakan hebat dengan menembakkan rudal Storm Shadow ke Rusia. Hal ini merupakan perubahan signifikan dalam perang dan hubungan internasional. Video yang beredar menunjukkan bahwa hingga 12 rudal menghantam target di desa Maryno. Gambar yang tidak dikonfirmasi juga menunjukkan pecahan rudal di wilayah Kursk. Namun, tidak ada konfirmasi resmi dari Inggris.Perubahan Hubungan Inggris-Ukraina
Menteri Pertahanan John Healey menunjukkan perkembangan saat laporan serangan di Kursk mulai beredar. Ia juga berbicara dengan mitranya dari Ukraina. Hal ini menandai perubahan cepat dalam hubungan Inggris-Ukraina setelah keluhan Kyiv frustasi oleh penolakan London untuk memasok Storm Shadow baru. Inggris dikatakan tersengat oleh kritik tersebut dan keluhan itu diyakini telah berkontribusi pada perubahan keputusan.
Rudal Storm Shadow sendiri memiliki jangkauan maksimum sekitar 155 mil (250 km) dan telah digunakan untuk menyerang target Rusia di Krimea. Rudal tersebut berguna untuk penargetan bunker dan gudang amunisi secara presisi. Sehari sebelum penggunaan rudal ini, Ukraina juga telah menggunakan rudal buatan AS, ATACMS, untuk membombardir wilayah Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa penggunaan rudal buatan AS dan Inggris di dalam perbatasan Rusia sama saja dengan keterlibatan langsung NATO dalam konflik itu. Ia bahkan merevisi doktrin nuklirnya dan menyebut bahwa negara yang membantu musuh Moskow untuk menyerang Rusia juga dapat menjadi target sah senjata nuklir.
Reaksi dan Analisis
Senior peneliti di lembaga pemikir pertahanan dan keamanan Royal United Services Institute di Inggris, Jack Watling, mengatakan penggunaan rudal jarak jauh Barat ke wilayah Rusia ‘tentu saja tidak akan’ memicu respons nuklir Moskow seperti yang ditakutkan sebagian pihak di Barat. Namun, Rusia dapat meningkatkan berbagai cara untuk mengenakan biaya kepada Barat, mulai dari sabotase bawah laut hingga penggunaan proksi untuk mengganggu perdagangan di Bab Al Mandab selat di lepas Laut Merah tempat serangan terhadap pengiriman barang dikaitkan dengan pemberontak Houthi Yaman.
Rusia melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.
Peristiwa ini tidak hanya mempengaruhi perang di Ukraina tetapi juga memiliki implikasi besar bagi hubungan internasional. Hubungan antara Inggris dan Ukraina berubah dengan cepat, dan tindakan Ukraina ini menjadi perhatian dunia. Kita perlu mengikuti perkembangan lebih lanjut untuk memahami dampaknya pada perang dan dunia internasional.