Indonesia, CNBC - Gautam Adani, milikerdar India, kini dihadapkan pada kasus di pengadilan AS. Ia dikatakan telah melakukan pembayaran suap berjumlah ratusan juta dolar dan menyembunyikan hal tersebut dari investor. Adani, pemilik bisnis Adani Group, telah menghadapi masalah dalam beberapa waktu terakhir, dengan tuduhan penipuan perusahaan yang menyebabkan harga sahamnya menurun. Bisnisnya meliputi berbagai sektor seperti batu bara, bandara, semen hingga media.
"Gautam Adani: Kasus Suap yang Mengguncang Bisnis Dunia"
Penjelasan Kasus Suap
Adani diduga telah setuju untuk membayar lebih dari US$250 juta dalam bentuk suap kepada pejabat India. Kesepakatan tersebut diharapkan akan menghasilkan laba lebih dari US$2 miliar setelah pajak selama sekitar 20 tahun. Namun, tidak ada terdakwa dalam kasus ini yang ditahan, termasuk Adani sendiri. Ia merupakan loyalis Perdana Menteri India Narendra Modi dan berasal dari Gujarat. "Dakwaan ini menuduh adanya skema untuk membayar suap lebih dari U$250 juta kepada pejabat pemerintah India, berbohong kepada investor dan bank untuk mengumpulkan miliaran dolar, dan menghalangi keadilan," kata Wakil Asisten Jaksa Agung Lisa Miller. "Gautam Adani dan tujuh eksekutif bisnis lainnya diduga menyuap pemerintah India untuk membiayai kontrak menguntungkan yang dirancang untuk menguntungkan bisnis mereka… sementara terdakwa lainnya diduga berusaha menyembunyikan konspirasi penyuapan dengan menghalangi penyelidikan pemerintah," tambah salah satu penyelidik FBI, James Dennehy.Adani sering dianggap sebagai seorang introvert. Ia tidak terlalu aktif dalam berbicara dengan media dan sering mengirim "letnan-nya" untuk menjadi bintang acara perusahaan. Adani lahir di Ahmedabad, Gujarat, dari keluarga kelas menengah tetapi putus sekolah pada usia 16 tahun. Kemudian, ia pindah ke Mumbai untuk mencari pekerjaan di perdagangan permata yang menguntungkan di kota itu. Setelah bekerja sebentar di bisnis plastik milik saudaranya, ia meluncurkan konglomerat keluarga danalannya pada tahun 1988 dengan mengembangkan bisnis ke perdagangan ekspor.Ekspansi dan Kekhawatiran
Pencapaian pesat Adani Group ke bisnis padat modal sebelumnya telah menimbulkan kekhawatiran. Anak perusahaan Fitch dan peneliti pasar CreditSights memperingatkan pada tahun 2022 bahwa perusahaan itu "sangat terlilit utang". Pada tahun 2023, sebuah laporan mengejutkan dari perusahaan investasi AS Hindenburg Research mengklaim konglomerat itu telah terlibat dalam "skema manipulasi saham dan penipuan akuntansi yang terang-terangan selama beberapa dekade". Hindenburg mengatakan pola "kelonggaran pemerintah terhadap kelompok tersebut" yang sudah berlangsung puluhan tahun telah membuat para investor, jurnalis, warga negara, dan politisi enggan menentang tindakannya "karena takut akan pembalasan".Adani Group memiliki berbagai bisnis yang beragam, mulai dari batu bara hingga media. Perusahaan ini telah berkembang pesat di berbagai sektor, tetapi juga menghadapi tantangan seperti tuduhan suap dan kekhawatiran mengenai kewajiban utang. Adani harus menghadapi tantangan ini dengan cermat dan menunjukkan kebijaksanaan dalam mengelola bisnisnya.