Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mencapai level tertinggi sepanjang masa pada Senin (18/11/2024). Kenaikan harga emas Antam ini sejalan dengan tren kenaikan harga emas global yang didorong oleh penguatan dolar AS.
Emas Antam Melesat, Dolar AS Menguat
Harga Emas Antam Tembus Rekor Tertinggi
Harga emas Antam pada Senin (18/11/2024) di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung tercatat Rp1.476.000 per gram, naik Rp8.000 dari hari sebelumnya. Ini merupakan harga tertinggi yang pernah dicapai oleh emas Antam sepanjang masa. Kenaikan harga emas Antam ini sejalan dengan tren kenaikan harga emas global yang didorong oleh penguatan dolar AS.Indeks dolar (DXY) mencatat kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari sebulan, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Jumat (15/11/2024), DXY berada di 106,723, posisi tertinggi sejak Oktober 2023. Penguatan dolar AS ini membuat harga emas dalam mata uang lain, termasuk rupiah, menjadi lebih tinggi.Imbal Hasil Obligasi AS Meningkat
Selain penguatan dolar AS, kenaikan harga emas global juga didorong oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS. Data menunjukkan bahwa penjualan ritel di ekonomi terbesar dunia itu naik lebih dari yang diperkirakan bulan lalu, mendorong kenaikan imbal hasil obligasi AS.Kenaikan imbal hasil obligasi AS membuat emas, sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi kurang menarik untuk disimpan. Hal ini karena investor cenderung lebih memilih instrumen investasi yang memberikan imbal hasil, seperti obligasi, ketika suku bunga meningkat.Ketidakpastian Ekonomi Berkurang
Menurut Alex Ebkarian, Chief Operating Officer di Allegiance Gold, semua ketidakpastian, khususnya ketidakpastian jangka pendek, telah hilang dari campuran. Hal ini membuat emas kembali ke fundamental dasar.Para ekonom percaya bahwa rencana tarif Presiden terpilih Donald Trump dapat memicu inflasi, yang berpotensi memperlambat siklus pelonggaran suku bunga oleh The Fed. Suku bunga yang lebih tinggi membuat emas, sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi kurang menarik untuk disimpan.Namun, pada hari Kamis, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral AS tidak perlu terburu-buru untuk menurunkan suku bunga. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpastian ekonomi saat ini telah berkurang, mendorong investor kembali ke emas sebagai aset safe haven.