Penghuni Apartemen Menolak Rencana Pengenaan PPN pada IPL
Persatuan Perhimpunan Penghuni Rumah Susun (P3RSI) mengungkapkan keberatan mereka terhadap rencana pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) di apartemen. Mereka menyatakan bahwa banyak penghuni yang sudah kesulitan membayar IPL, dan penambahan PPN akan semakin memberatkan mereka.Penghuni Apartemen Menolak Tambahan Beban Keuangan
Kondisi Ekonomi Penghuni Apartemen Beragam
Ketua Umum P3RSI, Adjit Lauhatta, menegaskan bahwa tidak semua penghuni apartemen adalah orang kaya. Banyak di antara mereka adalah kalangan menengah yang memilih tinggal di apartemen karena harga rumah tapak di Jakarta yang sudah sangat mahal. Adjit menjelaskan bahwa banyak penghuni yang bahkan kesulitan membayar IPL saja, apalagi jika harus ditambah dengan PPN.Penyesuaian IPL Sulit Diterima Penghuni
Adjit juga menyatakan bahwa penyesuaian tarif IPL merupakan hal yang sulit direalisasikan karena banyak terjadi penolakan dari penghuni. Apalagi dengan adanya rencana pengenaan PPN, hal ini akan semakin memperburuk situasi. Adjit khawatir jika kondisi ini terus berlanjut, banyak orang akan enggan tinggal di apartemen, yang saat ini saja okupansinya hanya sekitar 50% dan belum tentu semua penghuni membayar IPL.Dampak Negatif Pengenaan PPN pada IPL
IPL sendiri digunakan untuk berbagai hal pemeliharaan, seperti perbaikan lift, AC, hingga pembayaran gaji karyawan. Penghuni rusun dan apartemen merasa keberatan dengan rencana pengenaan PPN terkait IPL, karena hal ini akan menambah beban pengeluaran mereka setiap bulan. Selain IPL, penghuni juga harus membayar iuran biaya parkir bulanan yang terkadang bisa mencapai jutaan Rupiah.Aksi Unjuk Rasa Penghuni Apartemen
Karena merasa terbebani dengan rencana pengenaan PPN pada IPL, penghuni rusun dan apartemen berencana untuk melakukan aksi unjuk rasa di jalanan. Mereka menganggap bahwa kebijakan ini akan semakin memberatkan kondisi keuangan mereka.