Di Jakarta, CNBC Indonesia, pemerintah Indonesia telah berencana untuk memperluas sistem digital yang digunakan untuk mengawasi aktivitas ekonomi di sektor usaha tertentu. Saat ini, sistem tersebut hanya digunakan untuk komoditas seperti batu bara, timah, dan nikel dengan nama Simbara atau Sistem Informasi Pengelolaan Mineral dan Batu Bara. Namun, sektor bisnis kelapa sawit akan segera masuk ke dalam sistem pengawasan digital ini. Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), M. Firman Hidayat, menyatakan bahwa sistem Simbara akan dibuat khusus untuk memonitor sektor sawit. Melalui sistem seperti ini, aktivitas ekonomi di sektor kelapa sawit dapat diteliti secara komprehensif mulai dari hulu hingga hilirnya, baik dalam konteks konsumsi di dalam negeri maupun ekspor. Firman mengatakan, "Kita ingin mencegah kebocoran-kebocoran yang ada dan juga dapat mengoptimalkan penerimaan negara baik dari sisi pajak maupun PNBP." Sebagai contoh, melalui Simbara, pemerintah telah melakukan penyelamatan terhadap kebocoran penerimaan negara. Seperti pencegahan terhadap modus illegal mining sebesar Rp 3,47 triliun sejak 2022. Selain itu, terdapat tambahan penerimaan negara sebesar Rp 2,53 triliun yang berasal dari data analitik dan risk profiling para pelaku usaha. Selain itu, penyelesaian piutang dari hasil penerapan otomatik blocking system yang merupakan bagian dari Simbara sebesar Rp 1,1 triliun. Firman menambahkan, "Pengalaman di batu bara menunjukkan bahwa digitalisasi ini dapat menambahkan data-data yang sebelumnya kita tidak miliki, sehingga potensi pajak dapat ditingkatkan."Peran Sistem Simbara dalam Memonitor Sektor Kelapa Sawit
Sistem Simbara memiliki peran penting dalam memonitor sektor kelapa sawit. Dengan sistem ini, pemerintah dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang aktivitas ekonomi di sektor ini. Mereka dapat mengikuti perkembangan dari hulu hingga hilir, termasuk aktivitas konsumsi di dalam negeri dan ekspor. Ini membantu pemerintah dalam mengidentifikasi potensi dan risiko dalam sektor kelapa sawit. Dengan data yang lebih lengkap, pemerintah dapat membuat keputusan yang lebih baik untuk mengoptimalkan penerimaan negara melalui pajak dan PNBP.Bahaya dan Kesempatan Digitalisasi dalam Sektor Kelapa Sawit
Digitalisasi dalam sektor kelapa sawit membawa banyak keuntungan, tetapi juga ada risiko yang harus dihadapi. Salah satu keuntungan adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan mencegah kebocoran-kebocoran. Dengan sistem seperti Simbara, pemerintah dapat mengawasi aktivitas ekonomi lebih baik dan menghentikan tindakan yang tidak sah. Namun, digitalisasi juga menghadapi tantangan seperti keamanan data dan integrasi sistem. Para pelaku usaha harus beradaptasi dengan teknologi baru dan memastikan keamanan data mereka. Namun, jika managed dengan baik, digitalisasi dapat membawa banyak keuntungan bagi sektor kelapa sawit dan negara secara keseluruhan.Perspektif Lain tentang Digitalisasi Sektor Kelapa Sawit
Digitalisasi tidak hanya tentang mengawasi aktivitas ekonomi, tetapi juga tentang meningkatkan efisiensi dan produktivitas di sektor kelapa sawit. Dengan teknologi digital, proses produksi dan distribusi dapat ditingkatkan. Para pelaku usaha dapat menggunakan data analitik untuk memprediksi permintaan dan mengoptimalkan produksi. Ini dapat membantu mereka dalam meningkatkan kinerja dan keuntungan. Selain itu, digitalisasi juga dapat membantu dalam mengelola risiko dan mengurangi biaya operasional. Dengan sistem seperti Simbara, pemerintah dan pelaku usaha dapat bekerja sama untuk mengelola sumber daya dan mengurangi kerugian.