Jakarta, CNBC Indonesia – Pada Rabu (20/11/2024), Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo bersama Dirjen Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia melakukan kunjungan kerja ke Perum Jasa Tirta I (PJT I) di Malang, Jawa Timur. Peninjauan ini bertujuan untuk memastikan operasionalisasi infrastruktur pengelolaan sumber daya air (SDA) yang mendukung visi Asta Cita, khususnya dalam bidang ketahanan pangan, energi, dan air. Kunjungan Pemeriksa Operasional SDA di Malang
Pengelolaan SDA di PJT I
PJT I merupakan BUMN yang bergerak di bidang Pengelolaan SDA. Saat ini mengelola di 5 Wilayah Sungai (WS) di bawah kewenangan Pemerintah Pusat, yaitu Brantas, Bengawan Solo, Jratun Seluna, Serayu Bogowonto, dan Toba Asahan. Teknologinya sudah baik dan terkoneksi dengan command center di Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PU, sehingga dapat memantau kondisi air di seluruh Indonesia. Karena selalu dipantau, kita tahu kapan air harus dikurangi atau dilepas ke bawah dan seterusnya. Kalau kondisi sedang kritis, kami juga tahu dan akan berkoordinasi dengan Pemda setempat supaya masyarakat tidak terluka terlalu parah. Masalah Sedimentasi
Hasil tinjauan menunjukkan masalah utama saat ini adalah sedimentasi. Penyebabnya adalah alih fungsi area hulu menjadi pertanian, perkebunan, bahkan perumahan. Pendangkalannya sudah sangat mengkhawatirkan. Kita terus berdiskusi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak. Saat ini telah dilakukan upaya pengerukan dan cukup efektif. Namun, harapannya akan selalu ada teknologi baru yang dapat mengurangi dampak sedimentasi ini. Koordinasi Lintas Sektor
Kementerian PU juga sedang mendorong adanya koordinasi lintas sektor bersama stakeholder terkait, termasuk Kementerian/ Lembaga yang membidangi permasalahan sedimentasi hulu. Bersama-sama dengan Pemerintah Daerah dan Kementerian/ Lembaga lain, kita akan berupaya melestarikan dan menjaga kualitas hulu. Harapannya, agar air permukaan dapat tetap terjaga. Dody juga menyampaikan apresiasi kepada PJT I yang sudah bekerja keras bersama dengan Ditjen Sumber Daya Air. Ke depan, koordinasi diperlukan agar bendung-bendung yang sudah terbangun sejak tahun 70-an dan seterusnya bisa dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Tidak hanya untuk mengairi sawah, tapi juga pengendalian banjir dan sumber air baku bagi masyarakat sekitar. Dampak PJT I
Pengelolaan WS oleh PJT I telah mendukung ketahanan pangan melalui penyediaan air irigasi untuk lahan pertanian sebanyak 282.398 Ha. Untuk ketahanan energi, PJT I memberikan jaminan pasokan air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan layanan sebesar 7,49 Miliar kWh per tahun. Di bidang ketahanan air, penyediaan layanan air baku terbagi untuk PDAM dan industri. Dengan layanan air baku untuk PDAM sebesar 560,08 juta m3 per tahun, dan untuk industri sebesar 499,38 juta m3 per tahun.Saat ini, Staf Ahli Menteri PU Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Bendungan dan Danau Adenan Rasyid, dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Hendra Ahyadi juga hadir dalam kegiatan.(wur/wur)Saksikan video di bawah ini:Video: Di KTT G20, Prabowo Yakin RI Bisa Swasembada Pangan